Laman

Minggu, 08 Mei 2016

Some Souls Just Understand Each Other Upon Meeting

Seketika setelah membaca judul itu (diambil dari N.R. Hart), ada keharusan untuk menuliskan kembali mengenai cerita pada saat aku kenal seseorang.

Saat menuliskan ini, sudah tidak ada perasaan apapun lagi tentangnya. Sudah selesai segala emosi dan sudah dilepaskan.

Namun memang ada yang menarik mengenai beberapa momen. Berapa kali dalam hidupmu kamu bisa menemukan orang di mana kamu berkata dalam hati "Ah, there you are, you person who understand my language of life book"

One moment to remember:

Ketika itu satu ruangan kelas penuh dan ramai. Aku menuju bangku paling depan karena merasa terlalu berisik di belakang. Tanpa sadar seseorang juga menuju bangku depan. Sebut saja aku A dan dia B

A: "Eh mau duduk sini?"
B: "Iya, di belakang berisik"
A: "Oh, bareng ya? aku A"
B: "Oh boleh deh. Aku B"

Lalu mereka duduk bersama kiri dan kanan. Yang satu bisa Akuntansi dan yang satu lumayan Bahasa Inggris.

A: "Gw bego banget Akuntansi kenapa ya?"
B:"Ya karna gw bego Bahasa Inggris dan bisa sedikit Akuntansi"

Sejak hari itu, partner crime baris depan mulai terbentuk.

A:"Gw masuk IPA nih"
B: "Gw juga, tapi gw ga suka IPA, gw mau ambil IPS"
A:"Yaudah kalau gitu ketemuan di kantin langsung apa saling nyusul ke kelas?"
B:"Kantin aja"

Tapi kemudian mereka saling bergiliran tiap harinya menyusul ke kelas.

A:"Jadi traktiran?"
B:"Jadi. Tapi gw ga ngajak C ya, dia suka aneh2"
A:"Ke mana kita?"
B:" Ke tempat aneh"

Lalu A mulai sadar, hubungan A dan B sudah mulai berkembang. Tempat makan itu lokasinya ada di tengah sejuknya kota Bandung. A pakai sweater pink dan B pakai jaket coklat garis putih. Lalu mereka duduk di tengah sambil dikelilingi wanita kantoran yang tasnya mahal2.

A: ini kayaknya tempat yang kurang pas sama kantong deh
B: tenang, ini kan ultah gw. Mau pesen apa?
A: milkshake deh. 
B: Vanilla ya?
Sejak hari itu, tanpa sadar, minuman yang selali dipesan oleh A dan B adalah vanilla milkshake. 

Malam retreat A menangis karna terpengaruh cerita guru yang terlalu emosional. B ternyata dari tadi duduk di belakang A. A berbalik untuk ke pergi ke luar ruangan. B di belakang mengulurkan tangannya. A dan B sahabat yang saling menguatkan. 

Malam retreat diakhiri dengan kembali ke ruangan masing2. Tapi A dan B berdua berdiri di atas bukit kecil dengan pemandangan kota Bandung. B ambil air hangat di gelas bir untuk A. 

A: it was hard being me a teenager like me
B: *menghela napas* kadang2 aku ingin tukar tempat. Gw jam berapapun pulang, atau bahkan ga pulang pun ga ditanya dari mana atau habis dari mana. 
A melihat B pada jarak yang tak biasa. Dekat, namun keberadaannya jauh. Pulang dalam bis, mereka duduk berdua, holding hands.

Ada juga bahasa kode yg muncul dari mereka berdua

A: eh kayaknya dia suka sama gw tau
B: oh, cowok baik tuh dia
A: jadi gw jadian aja nih? 
B: iya, kapan lagi ada cowok baik kayak gt
A: bennnneeeeeeeerrrrrrr?
B: iya bener banget

Setelah itu B tulis sms ke A 44455588!
A membalas 444555882

Tapi kenyataan berbeda. A merasa sedih karna B bilang sebaiknya pergi saja dengan yang lain. Lalu A menarik diri untuk punya kehidupan lain. B mengambil jarak. A mendekat, B tidak mau lagi. 

Paskah
A: ini ada telur biru, kalau direndem jadi handuk biru. Suka biru kan?
B: sebaiknya kamu ga disini, nanti dia marah
A: dia udah marah, soalnya dia ga dapat kado paskah. Kamu yg dapet kado. 


Lalu setelah pengumuman penerimaan kuliah. A harus pindah kota. B masuk ke tempat di mana mereka pernah janji untuk bersama2 duduk di depan bangku kampus itu. A harus pindah karena dia merasa harus pergi dari situasi yang tidak dia sukai. 

B datang dengan motor birunya dan jaket coklatnya. Kacamata kotaknya menunjukkan bahwa dia membawa sesuatu. Boneka tupai dan surat. 

Lama setelah A pindah kota. A dengan C dan B dengan D. A putus dengan C, B putus dengan D. Karena pada waktu itu adalah jaman friendster, 

A: alamat email lo masih sama? 
B: iya tapi gw lupa passwordnya

A berpikir, kalau gt email itu ga kan pernah kebuka lagi, A tulis smua kejadian dan semua yang pernah terjadi di saat sekolah dulu. 

8Mar2008
Tiba-tiba B telepon
A: eh tumben telepon
B: gw mau bilang, gw baca email dari lo. 
A: hah? Bukannya katanya lupa passwordnya
B: iya, passwordnya memang "lupa"

Singkat cerita, mereka dekat lagi. Seperti dulu. Namun dengan bahasa yang terungkap dengan sedikit kata baru yang tersirat. Seperti 
"Aku sayang kamu" = "aku sama kamu normal"
"Dare or not?"

Tiba2, keadaan berubah. B menghilang, ga pernah ada kabar. 2 tahun A berusaha untuk mencari kabar. 
B sibuk. 
A lelah. 

A bertemu dengan B di Bandung. Di kampus B, mereka duduk berdua. Memandang gedung kampus yang rimbun banyak pohonnya. 

B: lo tau ga, jadi gini, ada temen gw pake wc di gedung itu. Tapi airnya keruh, trus kan dia bingung tuh, pas lagi dicek ke tempat penampungan airnya, ternyata ada orang di dalam penampungan air itu. Lagi mandi. 

A: seriusan! Kocak banget! Insane. Hahaha. Di tempat gw ga sampe segitunya sih klo gila2an. Maklum lah anak2 farmasi

B: nah iya, sekarang kita udah beda. Kt ga sama lagi. Ke depannya, kita juga akan beda. 

A diam. Lalu pulang.

Beberapa bulan setelahnya, A menghubungi B

A: gw tau lo sibuk, gw minta waktu 5 menit aja. 
B: oh iya sori ya ga bisa lama2. Knapa?
A: gini, gw dah capek nunggu. Jadi gw mau bilang gw berhenti nunggu
B: maaf ya A. Buat sebagian orang pasangan itu penting, tapi buat gw, ad yang lebih penting. Gw belum kepikiran juga ke sana. Kalau jauh, pikiran gw suka cemburu.
A: iya gapapa. Gw lelah, udah 6 tahun. 
B: iya, sori ya. Baik2 ya cepet selesai kuliahnya. 

Setiap saat A pulang ke kota kelahirannya. B akan mengajak jalan2. Saat itu RoemahKopi Lembang sedang jadi venuenya. 

B: kenapa ya, sekarang gw udah ada kerjaan sampingan. Udah bs nabung dan juga orang rumah rukun2 aja, tapi gw merasa ada yang kurang ya?
A: oh, masa?
B: lo masih suka baca buku ga? Pernah baca buku Dewi Lestari?
A: iya gw baca beberapa bukunya. 
B: gw paling suka cerita Cicak di Dinding di Rectoverso
A: kalau gw suka Surat yang Tak Pernah Sampai di Filosofi Kopi. 

---------------------------------------------------------------------------
Sebetulnya masih ada banyak untuk ditulis. Tapi biarlah seperti itu saja yang ditulis. A dan B udah ga pernah kontak lagi. Tapi A yakin, B ga bisa melupakan itu karena sejak hari itu hingga 6 tahun ini, dia masih sendiri. 


How do I say good bye to what we had,
The good times that made us laugh outweigh the bad
I thought we'd get to see forever but forever's gone away
It's so hard to say goodbye to yesterday

I don't know where this road is going to lead
All I know is where we've been and what we have been through
If we get to see tomorrow, I hope it's worth all the wait
It's so hard to say goodbye to yesterday

And I'll take with me the memories to be my sunshine after the rain
It's so hard to say goodbye to yesterday
And I'll take with me the memories to be my sunshine after the rain
It's so hard to say goodbye to yesterday
It's so hard to say goodbye to yesterday 

Jumat, 08 April 2016

Danau Abu-abu

Pagi itu terasa masih basah.
Hujan semalam menyisakan aroma tanah layu
Daun bergerak lambat terhirup cacing yang sudah terantuk batu

Aku lihat kamu dari balik bambu
Tangan yang sedang sibuk menaik turunkan kantung teh yang semakin pudar
Aku lihat kamu dari celah derit rumah panggung
Hanya denting sendok berwarna di dalam cangkir milikku

Aku menutup mata saja saat aku kira kamu akan berbalik
Sandal itu berbunyi sama seperti pertama aku belikan untukmu
Kamu bilang, ini bahan karet tapi bersuara kayu

Aroma teh menguar mendekat ke dipanku
Dipanku sebentar lagi akan terasa hangat
Karna cangkir itu tak memiliki tatakan
Aku sengaja membelikanmu tidak satu set
Selalu kusisakan ruang bagimu, untuk menjadi pelengkapku

Aku merasakan kamu dekat
Hanya 10 cm saja hidungmu lekat dengan dahiku
Aku tau, kamu tidak segera mendaratkan bibirmu
Itu yang selalu kutunggu darimu
Aku menunggu 10 detik, mencoba bertahan melawan penasaran untuk membuka mata

Kelopak mata ternyata terdiri dari beberapa lapis kulit, saraf dan sel
Yang kadang bergerak otomatis melawan rasa
Kelopak mata menarik dirinya membiarkan mataku telanjang
Telanjang menatapmu. Mata dan mata.

Ah tapi, memang kamu istimewa.
Menggemparkan sekali warna coklat muda itu, diantara bentuk gerhana dengan semburat coklat gelap. Matamu selalu menawarkan rindu

Pagi itu masih terasa basah
Terasa dingin dan sejuk
Kamu menuntunku ke tepi danau
Sudah terasa sulit kita melangkah

Dekade demi dekade waktu berjalan begitu anggun. Melangkah kita ke tepi danau itu. 

Danau abu-abu

Kau dan aku berdansa, bernyanyi la la la

Melambungkan usia kita

Harapan kita

Di tepi danau abu-abu

Selasa, 29 Maret 2016

Linger In My Head


Selasa 29 Maret 2016. 12.00 pm

Bermain games sebelum tidur adalah kesukaanku. Saat bunga matahari yang sedang tersenyum itu mengeluarkan cahayanya, kita bisa membeli senjata kacang polong yang bisa menumpas lawan. You must be know this very famous game.

Lalu aku cek jam di handphone kotak itu. Bergerak.

12.01 ke 12.02 ke 12.03 ke 12.04.

Kaget seketika, aku tersadar satu momen, waktu bergerak maju. Pelan dengan porsi yang sama. Dari 0, ke 1, ke 2 dan ke 3 lalu ke 4.

Aku sadar, waktu tidak bisa dari 4, ke 3, ke 2 dan ke 0.

Atau porsinya berbeda, antara 1 ke 2 atau 2 ke 3 atau 3 ke 4.

Seketika aku sadar, waktu begitu anggun. Maju pelan dengan porsinya. Tak bisa dilawan, tak bisa dikendalikan.

Sekejap flashback memory pada masa kuliah, di kantin dekat pintu samping apotek, sebelah toko kelontong Agatha. Tempat itu pernah jadi tempat berjualan es yang terkenal se-Jogja Raya.

Ada teman-teman tertawa, ada aroma yang khas dari tempat itu. Aku memakai baju kerah putih farmasi dengan tulisan Pharmacy Toxic Area, dengan sepatu kanvasku yang berwarna putih. Celana jeans belel yang setiap hari aku gunakan.

Teman-teman tertawa, hingga rambutnya bergerak ke sana kemari. Entah topik apa yang dibicarakan, namun semuanya terasa nyata terulang kembali.

Ada perasaan sedih yang bercampur haru. Momen itu beku, melawan waktu.

Ada beberapa momen-momen beku yang tak dapat disingkirkan. Suatu saat nanti akan datang kembali, muncul kembali, membuat tersenyum, sedih dan haru.

Aku tidak rindu atau berusaha kembali, hanya tersadar momen itu beku dan nyata.


Terimakasih teman-temanku sudah menjadi bagian dalam momen itu.




Senin, 20 Juli 2015

Song of the Rain


18 February 2012, 

Saat itu kamu masih melipat tangan untuk berdoa. 
Dengan kata yang tak sanggup kau ucap kepada Sang Pengatur Hidup, dalam hati kamu berkata betapa kamu merindukan dia yang di seberang sana. 
Entah dia seorang saudagar, perwira, pangeran atau bahkan seorang criminal?

Ya, bisa jadi saja dia seorang criminal yang mampu untuk bukan saja mencuri hati namun membuatmu habis berharap terhadap bentuk-bentuk keindahan hidup yang kau damba. 

Penuh keyakinan kamu berusaha mengungkapkan akan seperti apa dia nanti. Penuh harap kau letakkan pada setiap-setiap malam doamu. Tanpa lelah, kau tetap bermimpi untuk satu tujuan asa. 

You still wish u did have somebody that nite. 18 February 2012. 

16April2013
Sudah beberapa minggu, dia tidak seperti biasanya. Banyak diam dan lebih hening dari yang kau pernah rasa.

Menjengkelkan rasanya, mencoba memahami jalan pikir seseorang namun kau tak mampu. Bukan tak mau, namun belum mampu. 
Kembali lagi pada satu momen yang tak pernah kamu rencanakan sebelumnya, pada malam itu, dia dan kamu berada di taman yang biasa kalian kunjungi. 

Taman Menteng Suropati. Taman penuh kegiatan mulai dari pagi hingga malam hari. 
Kala itu para bartender sedang belajar memutar botol, pengelana saxophone sedang belajar menorehkan  not-not di antara benda emas yang dia tiup, dan juga pedagang yang semakin kreatif dari hari ke hari. 
Hatimu akhir-akhir ini sedikit tawar, tidak karena dia, bukan karena dia. Tawar hatimu karena  pekerjaanmu di kantor. Pikiranmu yang bising dan perasaanmu yang bermanuver kian kemari entah atas alas an apa. 

Sampai pada saat  kamu bingung mengapa dia begitu berhati-hati merangkai kata. Dia yang telah kamu kenal hampir setahun, dia yang tetap berdiri tegar di sana penuh rasa optimis untuk selalu bersamamu. 

Kamu hanya belum sadar, 18 Februari lalu, ya pada tanggal itu, kamu memohon untuk dia. Dia yang berjalan bersamamu pada malam di Taman Menteng itu. Yang beringsut hati-hati menunggumu selesai berbicara, dan sesaat setelah kamu berbicara, dia menghantam kepalamu….dengan pertanyaan


“Maukah kamu, saat nanti aku pulang ke rumahmu, aku minta ijin pada orang tuamu untuk nikah di bulan September?”
Mukamu tertunduk malu.
Kamu bukanlah tipe orang yang sangat cepat mengambil keputusan. Alam semesta pun tahu itu. 
Bukan karena kau lahir dengan zodiak Gemini saja, namun karena kamu begitu menyedihkan dalam hal pertimbangan. 

Kamu diam. 
Dengan botol yoghurt yang kamu goyangkan maju mundur  di tangan, nampaknya kamu tidak siap dengan manuver seperti itu. Dia hanya terdiam, berusaha mencari detail alasan mengapa kamu tidak langsung berkata iya. 
Jauh di lubuk hatinya, kamu tahu, dia sudah punya jawaban. Bukan kamu namanya, jika tidak  membuat pusing orang lain. 

Kamu berputar dan melagu sejuta melodi. Namun tidak pernah ada kata yang tepat untuk kata siap. Satu hal yang membuatmu tergerak untuk mengatakan ya pada saat itu. Optimisme. Ya, optimisme. Dia begitu yakin, karena kamu orang yang gampang berubah, dia tahu malam ini kamu berkata belum, besok atau sedetik kemudian kamu akan berkata ya. 
Tidak hanya karena optimisme, namun juga karena dia mampu mengenalmu, jauh daripada kamu mengenal dirimu sendiri, itulah alasan yang membuatmu semakin kagum pada si Pangeran. 

Pangeran yang ini tidak butuh label identitas berasal dari bangsa mana. Pangeran yang ini sangat self-minded. 
Dia bahkan yakin alam semesta akan membantunya. Pangeran yang ini, memikat hatimu. 

Malam kian larut, angin semakin kencang, kamu lihat ke tenda bumi, awan bergerak cepat. Tidak ada banyak waktu bagi kalian untuk melarikan diri. 

Dan disanalah kamu, wahai gadis yang sangat beruntung!

Mendekap pangeran yang kamu doakan sepanjang malam. 
Dengan badan gemetar karena kehujanan membelah jalanan malam. 

Di luar sana, diluar sana, hujan bernyanyi menyambutmu riang. 


Begitu kerasnya kamu tertawa dalam hati, hingga dia tak sanggup mendengar. 
Begitu bahagianya kamu, dalam nyanyian hujan itu. Kamu menoleh pada Sang Empunya Hidup dan dia berikan nyanyian hujan yang begitu indah pada malam itu. 

Doamu terjawab.....

Dan keheningan nyanyian hujan itu, membuatmu semakin bersyukur dan percaya, Sang Empunya Hidup memang mengatur kehidupan ini. 

Kamu pun menutup mata, berucap terimakasih tas nyanyian hujan. 


Nyanyian hujan kamu dengannya, saat hujan kalian bertemu, saat hujan kalian bersatu. 

I wish I had somebody Tonite

I wish, I had somebody tonite…

 

I wish somebody calls me just to make sure that everything is gonna be OK

 

Seseorang yang kurasakan seperti selimut di musim gugur. Membekapku dalam hangat pelukannya, dan berkata, semua akan baik-baik saja.

 

I wish dear you, oh somehow I wish….

 

Siapapun di luar sana di dalam hujan dan gelap yang kurasakan mampu memberikan sekilas cahaya

Atau teh hangat dengan biskuit gandum di kala aku lelah telah berjalan jauh

Mengusap punggung tanganku dengan lembut dan berkata, semua akan baik-baik saja

 

I wish you whoever you that I can say gudnite

 

In bad or good oh my day would’ve become

Karna aku tau di setiap paginya ada kamu untuk memulai hari

Dan dengan tatapanmu kau mampu berkata menembus hatiku dan bilang

“Kamu akan baik-baik saja”

 

I wish I had somebody to call

Wherever of thousands kilometers of become

You would there in your hanging phone, and when I just hello you just speak calmly that

Everything is gonna be OK

 

I knew everything will gonna be okay

Karna semuanya akan berlalu

Kesedihan akan berlalu pun begitu juga dengan kebahagiaan

Pasang surut itu biasa sama seperti peran antagonis dan protagonist dalam satu sinema

Entah komedi atau drama aku akan dibuatnya mengikuti irama

 

Tapi pun setelah kusadari semuanya, aku tetap ingin ada seseorang yang duduk di sebelahku untuk 

Tertawa jika ada tragedi yang menyerupai komedi, atau menyangsikan drama yang penuh dengan satire hidup

 

Aku ingin seseorang yang duduk di sebelahku dan menjadi tua bersama hingga kami mati

 

Dan saat ini aku masih menunggu kamu

 

ME, 

18 February 2012